Agro Bumi Sumatera – Bagi Indonesia, pinang merupakan sumber devisa yang penting. Pinang atau areca nut adalah salah satu komoditas perkebunan yang memiliki pasar kuat di tingkat internasional.
Permintaan datang karena buah pinang dibutuhkan di berbagai industri, mulai dari makanan tradisional seperti paan masala di India, hingga farmasi dan kosmetik.
Namun, perjalanan harga pinang di pasar dalam negeri maupun ekspor tidak selalu stabil.
Dalam lima tahun terakhir, harga mengalami pasang surut yang cukup tajam, mencerminkan pengaruh cuaca, penyakit tanaman, kebijakan perdagangan, hingga dinamika permintaan global.
Berikut adalah ulasan PT. Agro Bumi Sumatera mengenai perkembangan harga pinang dari tahun 2021–2025 yang dikumpulkan dari berbagai sumber.
Daftar Isi
TogglePerkembangan Harga Pinang Per Kilo dari Tahun 2021–2025
Berdasarkan data dari berbagai wilayah di Indonesia, terlihat jelas bahwa harga pinang kering di tingkat petani sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar internasional.
Pada pertengahan 2021, Bangka Belitung mencatat harga pinang kering di tingkat koperasi sebesar Rp15.000 per kilogram. Di tahun yang sama, Aceh (Abdya) memiliki rentang harga antara Rp7.000 hingga Rp13.000 per kilogram.
Memasuki awal 2022, Riau sempat mencatat harga Rp14.200 per kilogram, menunjukkan tren positif yang kala itu sejalan dengan tingginya harga ekspor dunia.
Namun, situasi berubah pada akhir 2022. Papua sempat mencatat harga tertinggi di kisaran Rp28.000 hingga Rp30.000 per kilogram, tetapi di Riau, harga mulai melandai.
Pada Februari 2023, harga pinang kering di Riau turun menjadi Rp9.717 per kilogram, lalu merosot lagi menjadi Rp5.760 per kilogram pada September 2023. Awal 2024 menjadi periode terendah dalam empat tahun terakhir di wilayah ini, dengan harga hanya Rp4.840 per kilogram.
Tahun 2025 menunjukkan pergerakan harga pinang dengan rentang Rp5.500 hingga Rp29.000 per kilogram di berbagai wilayah Indonesia.
Aceh mengalami kenaikan cukup signifikan pada Februari 2025, di mana harga pinang bulat kering mencapai Rp9.000 per kilogram.
Sementara itu, Jambi menghadapi penurunan yang cukup tajam pada Mei 2025: dari Rp29.000 per kilogram menjadi Rp17.000 per kilogram.
Di Riau, harga sempat bergerak naik sedikit menjadi Rp5.500 per kilogram pada Agustus 2025, tetapi tetap jauh di bawah puncaknya di awal 2022.
Perjalanan harga ini juga sejalan dengan kondisi pasar ekspor. Indonesia sempat menikmati harga ekspor rata-rata sebesar $1.650 per ton pada 2021, namun angka ini terus terkoreksi menjadi $902 per ton pada 2023 dan $621 per ton pada 2024.
Faktor seperti kebijakan proteksionis negara importir, terutama India dalam konteks dinamika geopolitik dengan Myanmar turut membentuk lanskap fluktuasi harga ini.
Tabel Perkembangan Harga Pinang
Tabel di bawah ini merangkum perkembangan harga pinang kering per kilogram dari 2021 hingga 2025 di beberapa wilayah sentra produksi Indonesia.
Tanggal | Wilayah | Harga Kering (per kg) | Sumber |
---|---|---|---|
Juli 2021 | Bangka Belitung | Rp15.000 | Dinas KUKM Babel |
Des 2021 – Akhir 2022 | Abdya (Aceh) | Rp7.000 – Rp13.000 | Kompasiana |
Maret 2022 | Riau | Rp14.200 | Infopublik.id |
Desember 2022 | Papua | Rp28.000 – Rp30.000 | EcoNusa |
Februari 2023 | Riau | Rp9.717 | Infopublik.id |
September 2023 | Riau | Rp5.760 | Media Center Riau |
Januari 2024 | Riau | Rp4.840 | Infopublik.id |
Februari 2025 | Aceh | Rp9.000 | PosAceh |
Mei 2025 | Jambi | Rp17.000 | ANTARA Foto |
Agustus 2025 | Riau | Rp5.500 | Infopublik.id |
Baca Juga: Daerah Penghasil Buah Pinang Terbesar di Indonesia
PT. Agro Bumi Sumatera: Eksportir Pinang Indonesia untuk Pasar Global
Fluktuasi harga ini memberi pelajaran penting: daya saing di pasar global tidak hanya ditentukan oleh harga, tetapi juga oleh kualitas dan konsistensi pasokan.
PT. Agro Bumi Sumatera, yang berbasis di Muaro Jambi, hadir sebagai eksportir pinang yang mengedepankan mutu dan keberlanjutan.
Dengan fokus pada dua produk utama; pinang belah (klotok) dan pinang muda, kami memastikan setiap komoditas yang dikirim memenuhi standar kadar air dan kualitas ekspor.
Tidak hanya berperan sebagai pemasok untuk pasar internasional, PT. Agro Bumi Sumatera juga membuka peluang kemitraan dengan petani, khususnya untuk pasokan pinang orange dan pinang muda segar.
Melalui kemitraan ini, harga yang adil dan bimbingan pascapanen menjadi bagian dari strategi untuk menjaga kualitas dan memperkuat posisi pinang Indonesia di kancah global.
Penutup
Perjalanan harga pinang selama 2021–2025 menunjukkan betapa bergantungnya pinang terhadap faktor eksternal.
Meski begitu, permintaan global tetap menjadi peluang yang menjanjikan. Bagi petani dan pelaku usaha, kuncinya adalah adaptasi. Baik melalui peningkatan kualitas, efisiensi rantai pasok, maupun diversifikasi pasar.
Dengan kolaborasi yang tepat antara petani, eksportir, dan pembeli internasional, pinang Indonesia tidak hanya akan bertahan, tetapi juga mampu bersaing di pasar dunia.